Kejayaan Honda di MotoGP, yang pernah mendominasi dunia balap motor dengan sosok Michael ‘Mick’ Doohan di era 90-an, kini tinggal kenangan. Dominasi Ducati dan tim pabrikan Eropa lainnya telah meredupkan cahaya pabrikan Jepang, khususnya Honda.
Era Dominasi Eropa dan Kemunduran Jepang
Sejak tahun 2020, tren di MotoGP bergeser drastis. Tim-tim dengan motor rancangan insinyur Eropa, seperti Ducati, KTM, dan Aprilia, secara perlahan menguasai klasemen. Bahkan di musim 2024, 12 pebalap teratas klasemen menggunakan motor pabrikan Eropa.
Kondisi ini membuat legenda MotoGP, Mick Doohan, kecewa. Ia melihat ada kemunduran signifikan dari pabrikan Jepang dalam persaingan MotoGP. "Saya pribadi percaya bahwa pandemi membuat pabrikan Jepang mundur satu langkah, sementara pabrikan Eropa terus mengembangkan segala aspek, baik elektronik motor maupun bagian lainnya," ungkap Doohan kepada Crash.
Pola Pikir: Kunci Kebangkitan Honda
Doohan, yang pernah merasakan manisnya kemenangan bersama Honda, memberikan resep rahasia untuk kebangkitan pabrikan Jepang, khususnya Honda. Ia menekankan bahwa kunci keberhasilan bukan terletak pada aspek teknis atau pebalap, melainkan pada perubahan pola pikir.
"Mereka akan kembali ke puncak, tapi mereka harus mengganti pola pikir," tegas Doohan. "Yamaha terlihat sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai yang terbaik di musim depan, dan saya berharap Honda juga akan menggunakan jalur yang tepat."
Langkah Strategis Honda: Aleix Espargaro dan Romano Albesiano
Honda Racing Corporation (HRC) telah mengambil langkah strategis untuk memperkuat tim mereka. Mereka merekrut Aleix Espargaro sebagai test rider untuk musim 2025. Peran Espargaro sangat penting, karena ia akan membantu mengembangkan motor balap Honda untuk musim depan.
Selain itu, HRC juga ‘membajak’ Romano Albesiano dari Aprilia untuk menjadi Direktur Teknis tim mereka. Albesiano, yang memiliki pengalaman luas di dunia balap motor, diharapkan dapat membawa perubahan signifikan bagi Honda.
Harapan untuk Masa Depan
Doohan optimis dengan langkah-langkah yang diambil Honda. "Kehadiran Aleix sebagai test rider adalah langkah yang baik," ujar Doohan. "Mereka tentu membutuhkan seseorang yang cepat dan dapat mengerti apa yang motor butuhkan untuk menjadi lebih cepat lagi dan terus maju ke depan."
Analisis Lebih Dalam: Mengapa Honda Terpuruk?
Kemunduran Honda di MotoGP memiliki beberapa faktor penyebab:
- Keterlambatan dalam Pengembangan Elektronik: Honda tertinggal dalam pengembangan elektronik motor, yang menjadi faktor penting dalam performa di MotoGP. Sementara pabrikan Eropa, seperti Ducati, telah berinvestasi besar dalam teknologi ini.
- Kurangnya Inovasi: Honda cenderung mempertahankan desain motor yang sudah ada, sementara pabrikan Eropa terus berinovasi dengan desain dan teknologi baru.
- Kesulitan Menyesuaikan Diri dengan Ban Michelin: Honda mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan ban Michelin, yang menjadi standar di MotoGP sejak tahun 2016.
- Kurangnya Kolaborasi: Honda cenderung bekerja secara internal, sementara pabrikan Eropa lebih terbuka untuk berkolaborasi dengan tim satelit dan pemasok eksternal.
Masa Depan Honda: Tantangan dan Peluang
Honda menghadapi tantangan besar untuk kembali ke puncak MotoGP. Mereka harus melakukan perubahan signifikan dalam strategi pengembangan, teknologi, dan pola pikir. Namun, mereka juga memiliki peluang untuk bangkit kembali.
- Pengembangan Elektronik: Honda harus berinvestasi besar dalam pengembangan elektronik motor untuk menyamai performa pabrikan Eropa.
- Inovasi dan Desain: Honda perlu melakukan inovasi dalam desain motor dan teknologi untuk meningkatkan performa.
- Kolaborasi: Honda harus lebih terbuka untuk berkolaborasi dengan tim satelit dan pemasok eksternal.
- Pemilihan Pebalap: Honda harus memilih pebalap yang tepat yang dapat memaksimalkan potensi motor mereka.
Kesimpulan
Kemunduran Honda di MotoGP merupakan bukti bahwa dunia balap motor terus berkembang. Pabrikan Jepang harus beradaptasi dengan perubahan dan melakukan transformasi untuk kembali bersaing di level tertinggi.
Langkah-langkah strategis yang diambil Honda, seperti merekrut Aleix Espargaro dan Romano Albesiano, menunjukkan komitmen mereka untuk bangkit kembali. Namun, jalan menuju puncak masih panjang dan penuh tantangan.
Masa depan Honda di MotoGP masih belum pasti. Namun, dengan perubahan pola pikir, strategi yang tepat, dan kerja keras, mereka memiliki potensi untuk kembali ke masa kejayaan mereka.