Industri otomotif global, khususnya segmen kendaraan listrik (EV), tengah menghadapi dinamika yang kompleks. Salah satu pemain yang menarik perhatian adalah Neta, pabrikan mobil listrik asal Tiongkok yang telah melebarkan sayapnya ke berbagai pasar, termasuk Indonesia dan Thailand. Namun, perjalanan Neta di kedua negara ini menunjukkan gambaran yang kontras. Sementara di Indonesia penjualan menunjukkan tren positif, di Thailand Neta justru mengalami penurunan penjualan yang signifikan, bahkan hingga berujung pada rencana efisiensi karyawan yang cukup besar. Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai performa Neta di kedua negara, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan memprediksi prospek ke depannya.

Thailand: Bayang-bayang Kerugian dan Efisiensi Karyawan

Gambaran Neta di Thailand cukup mengkhawatirkan. Penjualan mobil listrik Neta, yang meliputi model Neta V, V-II, dan X, anjlok drastis hingga hampir 46% (45,8%) pada periode Januari-November 2024 dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Angka penjualan yang mengecewakan, hanya mencapai 6.534 unit, membuat perusahaan induknya, Hozon Auto, harus mengambil langkah drastis. Rencana pemangkasan sekitar 400 karyawan di pabrik Neta Auto Thailand yang berlokasi di Bangkok menjadi bukti nyata dari kesulitan yang dihadapi perusahaan di pasar ini.

Kerugian bersih yang mencapai 1,8 miliar baht (sekitar Rp 856 miliar) pada tahun 2023, berbanding terbalik dengan laba 80,77 juta baht (sekitar Rp 38 miliar) di tahun 2022, semakin memperkuat gambaran suram tersebut. Selama lima tahun beroperasi di Thailand (2019-2023), akumulasi pendapatan Neta mencapai 7,78 miliar baht (sekitar Rp 3,7 triliun), namun kerugian yang terakumulasi juga mencapai 1,72 miliar baht (sekitar Rp 818 miliar). Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada pendapatan yang cukup besar, namun biaya operasional dan strategi pemasaran yang diterapkan belum mampu menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan.

Beberapa faktor dapat menjelaskan penurunan penjualan Neta di Thailand. Persaingan yang ketat di pasar mobil listrik Thailand, dengan kehadiran pemain-pemain besar baik lokal maupun internasional, menjadi salah satu faktor utama. Neta mungkin kesulitan untuk membedakan diri dan menarik konsumen di tengah persaingan yang begitu sengit. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah strategi pemasaran dan layanan purna jual. Apakah Neta telah berhasil membangun citra merek yang kuat dan memberikan layanan purna jual yang memuaskan bagi konsumen di Thailand? Hal ini perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu, faktor ekonomi makro Thailand juga dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan permintaan terhadap mobil listrik.

Nasib Neta di Thailand dan Indonesia: Antara Kejayaan dan Tantangan di Pasar Mobil Listrik

Indonesia: Kisah Berbeda, Pertumbuhan yang Menjanjikan

Berbeda dengan Thailand, Neta di Indonesia menunjukkan tren penjualan yang positif. Data penjualan wholesales (distribusi pabrik ke dealer) periode Januari-November 2024 mencapai 652 unit, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 181 unit (penjualan November dan Desember). Bulan November 2024 bahkan mencatatkan penjualan tertinggi, yaitu 133 unit. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa strategi Neta di Indonesia sejauh ini cukup efektif.

Keberhasilan Neta di Indonesia mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah strategi lokalisasi. Neta telah melakukan perakitan mobil listrik di Indonesia, bekerja sama dengan PT Handal Indonesia Motor. Hal ini memungkinkan Neta untuk mengurangi biaya produksi dan memberikan harga yang lebih kompetitif di pasar Indonesia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga memberikan dukungan yang cukup signifikan terhadap pengembangan industri mobil listrik, termasuk insentif pajak dan kebijakan lainnya yang menarik minat konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik.

Strategi pemasaran dan layanan purna jual Neta di Indonesia juga perlu diperhatikan. Apakah Neta telah berhasil membangun citra merek yang positif dan memberikan layanan purna jual yang memuaskan bagi konsumen di Indonesia? Hal ini juga menjadi kunci keberhasilan Neta di pasar Indonesia. Perlu diingat bahwa membangun kepercayaan konsumen merupakan hal yang krusial, terutama di pasar yang masih berkembang seperti pasar mobil listrik di Indonesia.

Perbandingan dan Analisis Lebih Lanjut

Nasib Neta di Thailand dan Indonesia: Antara Kejayaan dan Tantangan di Pasar Mobil Listrik

Perbedaan performa Neta di Thailand dan Indonesia menunjukkan betapa pentingnya strategi yang disesuaikan dengan karakteristik pasar masing-masing. Faktor-faktor seperti persaingan, regulasi pemerintah, daya beli konsumen, strategi pemasaran, dan layanan purna jual, semuanya berperan penting dalam menentukan keberhasilan sebuah produk di pasar tertentu.

Neta perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi bisnisnya di Thailand. Analisis mendalam terhadap penyebab penurunan penjualan, termasuk riset pasar yang komprehensif, sangat diperlukan untuk merumuskan strategi baru yang lebih efektif. Efisiensi karyawan yang direncanakan harus diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan daya saing produk dan layanan Neta di pasar Thailand.

Di Indonesia, Neta perlu mempertahankan momentum pertumbuhan yang positif. Penting untuk terus memantau perkembangan pasar, beradaptasi dengan perubahan tren konsumen, dan meningkatkan kualitas produk dan layanan. Kerjasama dengan mitra lokal seperti PT Handal Indonesia Motor perlu terus diperkuat untuk memastikan kelancaran proses produksi dan distribusi.

Prospek Ke Depan: Tantangan dan Peluang

Baik di Thailand maupun Indonesia, Neta masih memiliki tantangan dan peluang yang besar di masa depan. Persaingan di pasar mobil listrik akan semakin ketat dengan hadirnya pemain-pemain baru dan inovasi teknologi yang terus berkembang. Neta perlu terus berinovasi, meningkatkan kualitas produk, dan memberikan layanan purna jual yang terbaik untuk mempertahankan daya saingnya.

Nasib Neta di Thailand dan Indonesia: Antara Kejayaan dan Tantangan di Pasar Mobil Listrik

Di Thailand, Neta perlu menemukan kembali strategi yang tepat untuk membangkitkan kembali penjualan dan mengembalikan kepercayaan konsumen. Investasi dalam riset dan pengembangan, serta strategi pemasaran yang tepat sasaran, sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Di Indonesia, Neta perlu memanfaatkan momentum pertumbuhan yang ada dan memperluas jangkauan pasarnya. Ekspansi jaringan penjualan dan layanan purna jual, serta pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia, akan menjadi kunci keberhasilan Neta di masa depan.

Kesimpulannya, kisah Neta di Thailand dan Indonesia merupakan studi kasus yang menarik tentang bagaimana sebuah perusahaan menghadapi tantangan dan peluang di pasar mobil listrik yang dinamis. Keberhasilan Neta di Indonesia dan kegagalannya di Thailand menunjukkan betapa pentingnya strategi yang teradaptasi dengan baik dan pemahaman mendalam terhadap karakteristik pasar masing-masing. Ke depannya, Neta perlu terus beradaptasi dan berinovasi untuk meraih kesuksesan yang berkelanjutan di pasar global.

Nasib Neta di Thailand dan Indonesia: Antara Kejayaan dan Tantangan di Pasar Mobil Listrik

Nasib Neta di Thailand dan Indonesia: Antara Kejayaan dan Tantangan di Pasar Mobil Listrik

Nasib Neta di Thailand dan Indonesia: Antara Kejayaan dan Tantangan di Pasar Mobil Listrik

About Author