Risiko Kebakaran Mobil Listrik di Kapal Laut: Perdebatan Antara KNKT dan Produsen

Perkembangan pesat industri kendaraan listrik di Indonesia membawa sejumlah tantangan, salah satunya adalah keamanan transportasi mobil listrik melalui jalur laut. Pernyataan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang menyebutkan peningkatan risiko kebakaran mobil listrik di kapal laut telah memicu perdebatan sengit dengan produsen mobil listrik, khususnya mengenai protokol keamanan dan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai kontroversi ini, menganalisis argumen dari kedua belah pihak, serta memberikan perspektif yang komprehensif mengenai keamanan transportasi mobil listrik melalui jalur laut.

KNKT: Risiko Kebakaran dan Rekomendasi Pembatasan

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), lembaga independen yang bertugas menyelidiki kecelakaan transportasi di Indonesia, telah menyuarakan keprihatinan serius mengenai potensi kebakaran mobil listrik di atas kapal laut. Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menekankan bahwa mobil listrik memiliki risiko kebakaran yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan berbahan bakar konvensional saat berada di lingkungan kapal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

  • Risiko Kebakaran Mobil Listrik di Kapal Laut: Perdebatan Antara KNKT dan Produsen

    Sifat Baterai: Baterai lithium-ion yang digunakan dalam mobil listrik, meskipun memiliki banyak keunggulan, rentan terhadap kebakaran jika terjadi kerusakan internal, korsleting, atau paparan suhu ekstrem. Di lingkungan kapal yang sempit dan seringkali padat, api yang berasal dari baterai mobil listrik dapat menyebar dengan cepat, sulit dipadamkan, dan berpotensi menyebabkan kerusakan yang signifikan.

  • Kesulitan Pemadaman: Kebakaran baterai lithium-ion sangat sulit dipadamkan dengan metode pemadaman konvensional. Api tersebut dapat menyala kembali setelah dipadamkan sementara, dan memerlukan teknik pemadaman khusus dan peralatan yang memadai. Keterbatasan fasilitas pemadam kebakaran di sebagian besar kapal feri memperparah situasi ini.

  • Risiko Kebakaran Mobil Listrik di Kapal Laut: Perdebatan Antara KNKT dan Produsen

  • Kerusakan Struktural Kapal: Kebakaran besar di kapal dapat menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan, bahkan hingga menyebabkan tenggelamnya kapal. Hal ini akan berdampak fatal bagi penumpang dan awak kapal, serta menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.

Menanggapi risiko tersebut, KNKT merekomendasikan pembatasan jumlah mobil listrik yang diangkut dalam satu kapal. Soerjanto Tjahjono menyarankan agar mobil listrik ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu keluar kapal (ramp door) untuk mempermudah evakuasi dan pemadaman api jika terjadi kebakaran. Rekomendasi ini didasarkan pada prinsip mitigasi risiko, yaitu meminimalkan dampak potensial dari suatu kejadian yang tidak diinginkan.

Risiko Kebakaran Mobil Listrik di Kapal Laut: Perdebatan Antara KNKT dan Produsen

Produsen Mobil Listrik: Klaim Keamanan dan Protokol Pengiriman

Di sisi lain, produsen mobil listrik, seperti PT NETA Auto Indonesia, membantah klaim KNKT mengenai peningkatan risiko kebakaran. Mereka menegaskan bahwa mobil listrik mereka dirancang dengan standar keamanan yang tinggi dan aman untuk diangkut melalui jalur laut. PT NETA Auto Indonesia mengklaim bahwa hingga saat ini belum pernah terjadi insiden kebakaran pada mobil listrik NETA yang diangkut melalui laut. Mereka menekankan bahwa seluruh unit mobil listrik NETA yang dikirim dari Tiongkok ke Indonesia dan pasar global lainnya telah melalui proses pengiriman laut tanpa insiden yang mengkhawatirkan.

Fajrul Ilhami, External Affairs and Product Director PT NETA Auto Indonesia, menambahkan bahwa mobil listrik NETA aman untuk dibawa bepergian keluar pulau menggunakan kapal feri. Pernyataan ini diperkuat oleh pengalaman perjalanan Jakarta-Mandalika yang dilakukan oleh NETA pada tahun 2024, termasuk penyeberangan laut dari Jawa Timur ke Bali dan dari Bali ke Lombok, tanpa insiden berarti.

Sebagai bentuk dukungan terhadap keamanan perjalanan mobil listrik melalui laut, NETA juga memberikan beberapa tips penting bagi pengguna:

    Risiko Kebakaran Mobil Listrik di Kapal Laut: Perdebatan Antara KNKT dan Produsen

  1. Pemeriksaan Kendaraan Menyeluruh: Sebelum perjalanan, pastikan baterai terisi penuh, kendaraan dalam kondisi optimal (mesin, tekanan ban, dll.). Ini merupakan langkah pencegahan yang penting untuk menghindari masalah teknis selama perjalanan.

  2. Matikan Mesin dan Aktifkan Rem Parkir: Saat di kapal, matikan mesin dan aktifkan rem parkir untuk mencegah pergerakan kendaraan. Langkah ini penting untuk keselamatan dan mencegah potensi kecelakaan.

    Risiko Kebakaran Mobil Listrik di Kapal Laut: Perdebatan Antara KNKT dan Produsen

  3. Ikuti Petunjuk Kapal: Patuhi arahan dan peraturan kapal terkait parkir dan keselamatan. Kerjasama dengan pihak kapal sangat penting untuk memastikan keamanan selama perjalanan.

Analisis dan Perspektif yang Komprehensif

Perdebatan antara KNKT dan produsen mobil listrik ini menyoroti pentingnya diskusi terbuka dan kolaboratif dalam menghadapi tantangan baru di sektor transportasi. Meskipun produsen mobil listrik menekankan keamanan produk mereka, KNKT memiliki tanggung jawab untuk memastikan keselamatan transportasi secara keseluruhan. Perbedaan sudut pandang ini bukan berarti salah satu pihak salah, melainkan mencerminkan kompleksitas masalah yang dihadapi.

Beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan:

  • Standar Keamanan yang Berbeda: Mungkin terdapat perbedaan dalam standar keamanan dan pengujian yang diterapkan oleh produsen mobil listrik dan regulasi yang berlaku di Indonesia. Penting untuk memastikan keselarasan standar ini untuk menjamin keamanan maksimal.

  • Data dan Statistik yang Lengkap: Perlu adanya data dan statistik yang lebih lengkap dan komprehensif mengenai insiden kebakaran mobil listrik di kapal laut, baik di Indonesia maupun di negara lain. Data ini akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dan objektif.

  • Penelitian dan Pengembangan Lebih Lanjut: Penelitian dan pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk memahami risiko kebakaran baterai lithium-ion secara lebih mendalam dan mengembangkan teknologi pemadaman api yang lebih efektif.

  • Regulasi dan Protokol yang Jelas: Pemerintah perlu mengembangkan regulasi dan protokol yang jelas dan komprehensif mengenai pengangkutan mobil listrik melalui jalur laut, termasuk pembatasan jumlah, lokasi penempatan di kapal, dan prosedur penanganan darurat.

  • Edukasi dan Pelatihan: Edukasi dan pelatihan yang memadai bagi awak kapal dan pengguna mobil listrik mengenai prosedur keselamatan dan penanganan darurat sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran.

Kesimpulannya, perdebatan mengenai risiko kebakaran mobil listrik di kapal laut merupakan isu yang kompleks dan memerlukan pendekatan multi-pihak. Kolaborasi antara KNKT, produsen mobil listrik, pemerintah, dan pihak terkait lainnya sangat penting untuk mengembangkan solusi yang komprehensif dan memastikan keamanan transportasi mobil listrik melalui jalur laut di Indonesia. Perlu adanya keseimbangan antara inovasi teknologi dan implementasi standar keamanan yang ketat untuk menciptakan ekosistem transportasi yang aman dan berkelanjutan. Hanya dengan pendekatan yang holistik dan proaktif, kita dapat memastikan keselamatan penumpang dan mencegah potensi bencana di masa depan.

Risiko Kebakaran Mobil Listrik di Kapal Laut: Perdebatan Antara KNKT dan Produsen

About Author